Monday, December 14, 2015

Cinta Sampai Mati

Hadits berikut ini adalah hadits menakjubkan, jarang ditampilkan padahal sangat dibutuhkan khususnya para suami.
Hadits ini mewasiatkan kaum pria untuk berbuat baik kepada wanita, memperlakukan mereka dengan lembut, bersabar terhadap kekurangan mereka bahkan hadits ini mendorong untuk tidak mentalak mereka serta tetap menjaga ikatan suami istri hingga mati.
Aduhai .. alangkah indahnya cinta suami-istri jika meneladani rumah-tangga Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Sungguh akan menjadi kisah cinta paling indah..

Imam Ath-Thobroni meriwayatkan di Al-Mu’jamul Kabir (20/374, no.648) dari hadits Al-Miqdam bin Ma’di Karbrodhiyallahu ‘anhu dengan isnad shohih, bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berdiri di hadapan manusia. Maka ia memuji dan menyanjung Allah,
kemudian bersabda :

“Sesungguhnya Allah mewasiatkan kepada kalian agar memperlakukan wanita dengan baik. Sesungguhnya Allah mewasiatkan kalian agar memperlakukan wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka adalah ibu-ibukalian, putrid-putri kalian dan bibi-bibi kalian. Sesungguhnya ada seorang dari Ahli Kitab yang menikahi seorang wanita dan ia tidak pernah mengikat tangan wanita itu dengan benang. Maka salah satu dari keduanya tidak membenci pasangannya sampai mati”.

Di hadits ini, setelah Rasulullah sholllahu‘alaihi wa sallama mewasiatkan untuk memperlakukan wanita dengan baik. Beliau menceritakan tentang akhlak seorang suami yang bersabar dalam menghadapi istrinya yang masih muda dan kasar terhadapnya. Akhlak istrinya yang buruk tersebut tidak membuatnya menalaknya. bahkan Ia tetap bersabar sampai ia mati.
Ibnul Atsir menukilkan dari Al-Harby ia mengatakan, “Karena usia wanita itu yang masih kecil dan sifatnya yang kurang lembut.  Maka  laki-laki  itu  bersabar menghadapinya sampai mati.

Maksudnya, beliau  shollallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi para sahabatnya untuk memperlakukan  wanita dengan baik, bersabar menghadapi mereka. Dan (maksudnya) Ahli Kitab melakukan itu terhadap wanita-wanita mereka”.
Maka hendaklah orang-orang yang tidak baik mu’amalahnya dengan wanita, bersikap keras dan kasar kepada mereka, membuka hati sebelum membuka mata dan telinganya terhadap hadits ini.

Sungguh di hadits yang mulia ini terdapat ‘ibroh bagi orang-orang yang tidak menjaga hak-hak wanita. Juga bagi orang-orang yang tertipu dengan propaganda barat yang mengatas namakan hak-hak wanita..ketahuilah...!!! tidak akan mulia wanita kecuali di bawah naungan islam.
Dah berhagialah engkau wahai saudariku muslimah serta bersyukurlah atas hidayah dan taufik Allah kepadamu untuk menjadi wanita muslimah.
Oleh : Ustadz Abu Zubair al-Hawary, Lc.

Thursday, December 10, 2015

Kenikmatan Yang Menipu

Barang siapa yang berfikir dalam-dalam dan seksama tentang akhir kehidupan di dunia, ia akan senatiasa waspada. Barangsiapa yang yakin akan betapa panjangnya jalan yang akan ditempuh. maka ia akan menyiapkan bekal sebaik-baiknya. Alangkah anehnya manusia yang yakin akan sesuatu namun iya melupakannya dan betapa anehnya merekan yang mengtahui bahaya sesuatu namun iya juga menutup mata..!!!
Allah Subhanahu wa Ta'la berfirman : "Kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang yang lebih berhak kamu takuti" (QS. Al-Ahzab [33] : {37}

Anda tahu bahwa anda dikalahkan oleh hawa nafsu anda, dan anda tahu bahwa anda tak sanggup menaklukkannya. Alangkah anehnya jika anda merasa gembira dengan ketertipua anda dan larut dalam kealpaan terhadap hal yang tersembunyi di dalam diri anda. Anda terperdaya oleh kesehatan anda, namun anda lupa betapa dekat pnyakit dengan diri anda.

Telah anda saksikan dengan mata kepala anda sendiri tempat pembaringan akhir anda dan telah ditampakkan kehadapan anda ranjang-ranjang kematian oleh orang-orang yang ada di sekitar anda. Sungguh anda telah tenggelam dan hanyut dalam kelezatan-kelezatan duniawi, hingga anda melupakan kehancuran diri anda sendiri.

"Engkau laksana tiada mendengar kabar mereka yang telah lalu, 
Tidak pula engkau melihat waktu memperlakukan teman-temanmu.
Jika engkau tak sadar bahwa itulah rumah-rumah mereka yang abadi,
Kubur-kubur mereka lenyap diterpa angin yang menderu"

Betapa banyaknya, anda melihat, para penghuni yang tak pernah memasuki rumahnya sendiri, sebelum mereka dipaksa memasukinya! Betapa banyak pemilik singgasana yang terusir oleh
musuh-musuh yang kemudian menguasai istananya.

Wahai siapa saja yang detik-detik kehidupannya terus melaju, betapa anehnya mereka, seperti manusia yang tak tahu dan tak mengerti apa-apa.

"Bagaimana bisa matanya lelap terpejam, Padahal ia tak tahu kemana akan kembali"

Sumber : Syaidul Khatir, (Indonesia) oleh Ibnu al-
Jauzy

Monday, December 7, 2015

Sang Peminang Bidadari

Kisah Seorang Pemuda Penduduk Irak..
Abu Sulaiman ad-Daraani menceritakan bahwa ada seorang pemuda penduduk Irak yang juga ahli ibadah berangkat menuju ke Makkah bersama salah seorang temannya. Bila mereka singgah di suatu tempat, maka pemuda itu akan shalat. Dan bila mereka makan, maka dia tetap dalam keadaan shiyam. Selama perjalanan pergi dan pulang, temannya sangat sabar terhadapnya, dan ketika akan berpisah, sang teman bertanya kepadanya :
"Ceeritakanlah kepadaku akan hal yang membuatmu tergerak untuk melakukan semua yang telah aku lihat dari dirimu"
”Sang pemuda menjawab :

“Wahai saudaraku, dalam tidur aku pernah bermimpi melihat sebuah istana Jannah, batu-batunya terbuat dari emas dan perak, lengkap dengan teras yang terbuat dari batu zabarjad dan yaqut, sementara seorang bidadari dengan rambut tergerai berada di antara kedua teras tersebut. Dia mengenakan pakaian yang terbuat dari perak dengan suara lembutnya dia berucap :

“Bersungguh-sungguhlah kepada Allah dalam rangka mencariku. Demi Allah, aku telah bersungguh -sungguh kepada Allah dalam mencarimu.”

“Maka demikianlah hal yang kamu lihat atas diriku dalam rangka mencarinya, “ tambah si pemuda kepada temannya. Abu Sulaiman menyambung ceritanya, “Demikianlah yang dilakukan si pemuda untuk mencari seorang bidadari, lantas bagaimanakah keadaan seseorang yang mencari sesuatu yang lebih dari itu?”

Dikisahkan oleh Ibnu Abid Dunya dalam Al-Manaamat sebagaimana dinkil dalam Al-Huur al-Ain wa Manaamatu ash-Shalihin (edisi Indonesia) oleh Syaikh Ihsan Hasanain